Minggu, 04 September 2016

Penjelasan Khobar II

Penjelasan khobar II ini merupakan bahasan lanjutan dari posting sebelumnya tentang ketentuan dan cara mempraktekan khobar dalam jumlah yang diberi judul Penjelasan Khobar I


4. Sebenarnya tidak disyaratkan mengiringkan khobar kepada mubtada secara langsung. Terkadang posisi khobar dari mubtada terpisah oleh sebuah kata atau jumlah. Namun, yang menjadi ketetapannya adalah khobar selamanya menjadi penyempurna kalimat yang melibatkan mubtada didalamnya. 

Untuk memahami ketentuan ke 4 ini, silahkan perhatikan contoh-contoh berikut ini:
  • الإصلاح الزراعي مفيدة = Perdamaian yang tertanam adalah yang sangat berarti
Kata الزراعي pada contoh diatas adalah kata yang berposisi sebagai Na'at atau Sifat yang memisahkan posisi mubtada dan khobar sehingga tidak bersandingan. Seandainya ungkapan berhenti sampi kata الزراعي, maka ungkapan tersebut tidak sempurna. Jadi, ungkapannya harus dilanjutkan sampai kata مفيدة yang berposisi sebagai khobar yang akan melengkapi makna dari mubtada.
  • صَوْتُ البُلْبُلِ جِمِيْلٌ  = Suara burung bulbul itu indah
Kata البُلْبُلِ adalah kata yang berposisi sebagai mudlofun ilaih yang memisahkan posisi mubtada dengan khobarnya. Sama halnya dengan contoh diatas apabila ungkapan berhenti pada البُلْبُلِ maka ungkapan tersebut tidak akan sempurna dan harus sampai pada kata جِمِيْلٌ untuk menyempurnakannya.

Penjelasan Khobar II
5. Di perbolehkan mendahulukan khobar atas mubtada jika:
  • Ingin menyampaikan hal pokok dari makna yang tersimpan dalam khobar. Contoh; مَمْنُوْعٌ التَّدْخِيْنُ = dilarang merokok! Kata مَمْنُوْعٌ berposisi sebagai khobar yang didahulukan atas khobarnya serta dibaca rafa' dengan dlomah, sementara kata التَّدْخِيْنُ adalah mubtada yang di akhirkan dan dibaca rafa' dengan dlommah.
  • Mubtada dan khobat didahului dengan harf nafi atau istifham dan khobarnya dari kata sifat, seperti; أَ قَائِمٌ أنْتَ؟ = Apakah yang berdiri adalah kamu?. Huruf hamzah pada awal ungkapan tersebut adalah kalimat harf yang berarti 'apakah' sementara قَائِمٌ adalah khobar yang didahulukan dari mubtadanya yaitu أنْتَ
  • Khobar di buat dari syibhul jumlah dan mubtadanya terdiri dari isim ma'rifah, فِى التَّأَنِى السَّلَامَةُ = Dalam kehati-hatian ada keselamatanفِى التَّأَنِى adalah syibhul jumlah yang berkedudukan sebagai khobar yang didahulukan dari mubtadanya.
6. Wajib mendahulukan khobar dari mubtada apabila;
  • Khobar dibentuk dari syibhul jumlah dan mubtada dari isim nakirah yang tidak disifari dan bukan sebagai mudlof, seperti; فِى بَيْتِنَا رَجُلٌ = di rumah kami ada seorang lelaki
  • Khobar terbentuk dari kata yang merupakan pokok utama dalam dalam ungkapan, seperti isim istifham. Seperti; مَتَى الإمْتِحَانُ = Kapan ujian itu?مَتَى adalah isim istifhan/kata tanya yang berposisi sebagai khobar yang didahulukan atas mubtada.
  • Mubtada di hubungkan dengan kata ganti/dlomir yang kembali dilalahnya pada khobar, seperti; للسَّلَامِ تَبَعَاتُهُ 
7. Terkadang khobar untuk mubtada ini lebih dari satu. Perhatikan contoh berikut ini!
الرُّمانُ حُلْوٌ حَامِضٌ = Delima itu manis serta asam. 

Itulah penjelasan khobar II, semoga bermanfaat.

Artikel Terkait

Belajar bahasa Arab untuk pemula hadir untuk membantu memudahkan semua orang dalam mendapatkan referensi mengenai hal yang berhubungan dengan bahasa Arab terkait tata bahasa dan lain-lain
EmoticonEmoticon